TABACA.ID – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sepanjang Januari hingga Oktober 2024, Provinsi Aceh mengalami 241 kejadian bencana yang menyebabkan 11 korban jiwa dan kerugian material mencapai Rp112 miliar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Nara Setia, menyebutkan bencana kebakaran permukiman menjadi yang paling dominan, dengan 77 insiden yang menghanguskan 283 rumah dan menimbulkan kerugian sekitar Rp64 miliar.
“Selain kebakaran permukiman, kebakaran hutan dan lahan terjadi sebanyak 63 kali, yang membakar sekitar 214 hektare lahan dan diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp30 miliar,” kata Teuku Nara, Jumat (1/11/2024).
Dijelaskannya, banjir juga tercatat cukup intens melanda Aceh, terjadi sebanyak 51 kali dan merendam 952 rumah, dengan total kerugian Rp7,3 miliar.
Berikutnya, bencana angin puting beliung sebanyak 33 kali yang merusak 376 rumah dengan kerugian sebesar Rp9,4 miliar. Sementara bencana tanah longsor yang terjadi 11 kali berdampak pada tujuh rumah dengan perkiraan kerugian Rp730 juta.
“Selain itu, dua banjir bandang dan satu gempa bumi turut menambah jumlah bencana di Aceh,” ujarnya.
Selama bulan September dan Oktober, banjir mendominasi sebagai bencana utama, dengan total 20 kejadian pada September dan 16 kejadian pada Oktober. Banjir pada Oktober ini bahkan memengaruhi delapan kabupaten di 68 kecamatan dan 325 desa, berdampak pada 19.980 kepala keluarga (KK) atau sekitar 70.479 jiwa.
Selain rumah warga, bencana yang melanda Aceh pada periode ini juga turut merusak fasilitas umum. BPBA melaporkan bahwa 14 sarana pendidikan, 11 tempat ibadah, 82 ruko, delapan jembatan, serta 103 meter badan jalan terdampak akibat banjir dan longsor.
Teuku Nara Setia mengungkapkan bahwa meski bencana masih sering terjadi, intensitasnya mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada Januari hingga Oktober 2023, tercatat sebanyak 361 bencana di Aceh, sementara pada periode yang sama tahun ini hanya terjadi 241 kejadian. Kebakaran hutan dan lahan juga mengalami penurunan drastis dari 85 kejadian pada 2023 menjadi 63 kejadian pada tahun ini.
Teuku Nara menegaskan bahwa BPBA terus berupaya meningkatkan mitigasi bencana dengan melibatkan pemerintah dan masyarakat Aceh.
“Kami berharap langkah pemberdayaan masyarakat, melalui kajian, perencanaan, dan aksi nyata bersama pemangku kepentingan, akan mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Aceh,” pungkasnya. []