TABACA.ID – Ribuan warga sipil dan kelompok buruh di Korea Selatan menggelar aksi damai dengan menyalakan lilin di berbagai wilayah pada Rabu (4/12/2024) malam waktu setempat. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pemberlakuan status darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol.
Di Lapangan Gwanghwamun, Seoul, aksi tersebut diikuti sekitar 2.000 orang yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Korea Selatan, Solidaritas Rakyat untuk Demokrasi Partisipatif, dan sejumlah kelompok sipil lainnya.
Dilansir dari CNNIndonesia, Kamis (5/12/2024), mereka mengecam penetapan status darurat militer dan menuntut Presiden Yoon mundur dari jabatannya.
Aksi serupa juga berlangsung di berbagai daerah lain. Di Gwangju, sekitar 1.000 orang menghadiri acara penyalaan lilin anti-Yoon. Di Provinsi Jeolla Selatan, kegiatan ini digelar di Suncheon, Yeosu, dan beberapa kota lainnya. Sementara itu, di Busan, aktivis anti-Yoon merencanakan unjuk rasa yang akan berlangsung hingga pekan depan.
Gelombang protes ini muncul setelah Yoon menetapkan status darurat militer pada Selasa malam waktu setempat. Presiden Yoon menyatakan langkah tersebut diperlukan untuk mencegah ancaman dari kekuatan anti-negara yang berpotensi merusak tatanan demokrasi Korea Selatan.
Keputusan itu menuai kecaman luas. Tak lama setelah pengumuman, sekitar 190 anggota parlemen berkumpul di Majelis Nasional dan sepakat menolak pemberlakuan status darurat militer.
Menanggapi tekanan tersebut, Yoon kemudian menggelar rapat kabinet dan menyetujui pencabutan status darurat militer. Aksi damai dengan penyalaan lilin di berbagai wilayah menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap kebijakan yang dianggap bertentangan dengan prinsip demokrasi. (CNNIndonesia)